Ratusan Massa Pendukung PT TPL Coba Ganggu Rapat Pendeta HKBP di Sipoholon, Polisi Amankan Situasi

Bagikan Artikel

TAPUT | Bonarinews.com — Ratusan massa pendukung PT Toba Pulp Lestari (TPL) menggelar aksi di depan kantor DPRD Tapanuli Utara pada Rabu siang (28/10/2025). Aksi ini dilakukan saat berlangsungnya Rapat Pendeta Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) di Auditorium Seminarium HKBP Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara.

Informasi yang dihimpun Bonarinews.com menyebutkan, massa berupaya menemui Ephorus HKBP, Pdt. Dr. Viktor Tinambunan, untuk meminta klarifikasi dan menarik pernyataannya terkait dugaan bahwa PT TPL telah merusak lingkungan serta kehidupan sosial masyarakat adat Batak.

Rapat Pendeta HKBP sendiri dihadiri sekitar 2.500 pendeta dari berbagai wilayah, bahkan dari luar negeri, dan berlangsung selama empat hari, 26–29 Oktober 2025.

Untuk mencegah terjadinya bentrokan, personel Polres Tapanuli Utara bersama TNI melakukan pengamanan ketat. Massa diarahkan ke halaman kantor DPRD Tapanuli Utara dan tidak diperkenankan mendekat ke lokasi rapat pendeta HKBP.

Kapolres Tapanuli Utara, AKBP Ernis Sitinjak, menjelaskan bahwa massa ingin bertemu langsung dengan Ephorus HKBP. Namun, demi menjaga keamanan, pihak kepolisian tidak memberikan izin bagi massa untuk masuk ke area rapat. “Kalau diizinkan, bisa terjadi kontak fisik,” ujarnya.

Selama menunggu hasil koordinasi antara panitia rapat dan pemerintah daerah, massa tetap berada di lokasi aksi dan bahkan sempat berdendang ria.

Bupati Tapanuli Utara bersama pihak kepolisian dan TNI kemudian berkoordinasi dengan panitia rapat pendeta HKBP. Dari hasil koordinasi, Ephorus HKBP tidak dapat menemui massa secara langsung. Sebagai gantinya, beberapa perwakilan massa diundang masuk ke ruang DPRD untuk menyampaikan aspirasi.

Pertemuan berlangsung kondusif, dan poin-poin tuntutan massa dicatat oleh perwakilan Ephorus HKBP untuk ditindaklanjuti.

Ephorus HKBP, Pdt. Dr. Viktor Tinambunan, ketika dikonfirmasi di lokasi rapat, menegaskan bahwa tudingan massa yang menyebut dirinya otoriter tidak berdasar. Ia menjelaskan bahwa jabatan Ephorus hanya dapat dicopot melalui mekanisme Sinode Godang jika terbukti tidak menjalankan tugasnya.

“Terkait pernyataan saya soal PT TPL merusak lingkungan dan sosial masyarakat Batak, itu bukan pendapat pribadi, tetapi hasil masukan dari para pendeta HKBP,” ujar Viktor Tinambunan menegaskan.

Situasi di lokasi aksi akhirnya dapat dikendalikan dengan baik setelah adanya mediasi antara perwakilan massa dan pihak HKBP. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *