Warga Mande Bertahan di Tengah Angin Kencang: “Atap Terbang, Kami Mengungsi ke Rumah Saudara”

Bagikan Artikel

Bonarinews.com | Cianjur — Sudah lima hari angin berputar di langit Mande, menghempas genting, menumbangkan pohon, dan meninggalkan ratusan rumah tanpa atap. Dari balik reruntuhan seng, warga saling membantu menegakkan kembali tiang-tiang rumah mereka yang roboh diterpa cuaca ekstrem.

Sebanyak 772 rumah di dua desa—Bobojong dan Kademangan—dilaporkan rusak setelah hujan lebat disertai angin kencang mengguyur Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, sejak pekan lalu. Dari jumlah itu, sekitar separuhnya mengalami kerusakan berat hingga sedang.

“Rumah warga banyak yang hancur diterpa angin. Pohon juga tumbang menimpa atap dan sekolah,” kata Camat Mande, Epi Rusmana, Senin (27/10). Ia menambahkan, 22 pohon berbagai ukuran ikut tumbang, menutup jalan utama penghubung Mande–Cianjur.

Sekitar 40 kepala keluarga kini mengungsi ke rumah kerabat, menunggu bantuan datang dan cuaca kembali bersahabat. Meski demikian, sebagian warga memilih bertahan di rumah mereka yang rusak ringan sambil memperbaiki bagian atap seadanya.

Petugas gabungan dari BPBD, TNI/Polri, Damkar, PMI, dan relawan terus bekerja membuka akses jalan dan menyalurkan bantuan logistik. “Kami sudah menyalurkan bantuan makanan dan kebutuhan pokok. Untuk perbaikan rumah, sedang diusulkan ke Pemkab Cianjur,” ujar Epi.

Kini jalan utama Mande–Cianjur sudah bisa dilalui kendaraan, meski petugas masih siaga di sejumlah titik rawan tumbang. “Kami minta warga tetap waspada, terutama saat hujan deras. Banyak pohon besar di tepi jalan yang kondisinya rapuh,” tambahnya.

Cuaca ekstrem belakangan memang sering melanda wilayah Cianjur dan sekitarnya, mengingat daerah ini berada di jalur pertemuan angin dan topografi berbukit. Hujan deras disertai angin kencang dapat datang sewaktu-waktu, terutama menjelang musim penghujan.

Namun di balik semua kerusakan, semangat gotong royong warga Mande tetap utuh. Mereka bahu-membahu memperbaiki rumah tetangga, memotong batang pohon yang menimpa atap, dan menjemur pakaian di bawah sinar matahari yang akhirnya kembali muncul.

“Yang penting selamat dulu. Rumah bisa kita bangun lagi,” ujar seorang warga Desa Bobojong dengan senyum pasrah, menatap dinding rumahnya yang bolong diterpa angin. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *