Medan, BONARINEWS – Tawuran antar kelompok remaja di Medan Belawan yang sudah berlangsung puluhan tahun hingga menimbulkan keprihatinan.
Rholand Muary, Sosiolog dari UINSU, memberikan pandangannya terkait penyebab maraknya tawuran ini. Berdasarkan riset yang pernah dilakukannya, Rholand menyatakan, tawuran remaja terjadi karena akar kekerasan yang diwariskan antargenerasi. Tawuran dianggap sebagai bagian dari budaya dan dianggap heroik jika memenangkan satu kelompok, umumnya kelompok remaja.
“Tawuran di Belawan dianggap sebagai sebuah trofi yang layak diperebutkan, bahkan menjadi identitas dan mentalitas remaja di sana,” ujarnya, Jumat (16/2/2024).
Rholand mengungkapkan, para remaja yang terlibat tawuran di Belawan justru kerap mendapatkan dukungan dari keluarganya sendiri. Tidak terlibat dalam tawuran, bahkan, dianggap tidak sesuai dengan identitas anak muda. Sehingga, tawuran menjadi sesuatu yang biasa dan dianggap sebagai bagian dari fase remaja yang wajar.
Kondisi lingkungan Belawan yang sulit, terutama dalam akses lapangan pekerjaan dan pembangunan yang tidak merata, turut memperkuat fenomena tawuran ini. Remaja di sana tumbuh dalam strata sosial yang serupa, menambah kompleksitas permasalahan.
Rholand juga menyoroti tingginya angka putus sekolah di Belawan, yang dihubungkannya dengan perilaku tawuran. Data pada 2021, angka putus sekolah di Belawan mencapai 1.500 anak.
Pendidikan dianggap dapat mengajarkan nilai dan norma masyarakat, sehingga terputusnya sekolah dapat memicu perilaku anak menjadi menyimpang seperti tawuran.
Pemecahan masalah ini, menurut Rholand, memerlukan akses terhadap pemerataan pembangunan, khususnya di bidang pendidikan dan lapangan pekerjaan.
Namun, hingga saat ini, Belawan belum merasakan perubahan yang signifikan dalam pembangunan. Wilayah Medan Utara, termasuk Belawan, masih terabaikan dalam pembagian kue pembangunan, yang seharusnya menjadi isu prioritas.
“Menyelesaikan persoalan di Belawan juga nggak bisa secepat yang kita harapkan. Apalagi kalau perubahannya secara membudaya. Butuh waktu,” pungkas Rholand. (BN-01)