Bonarinews.com, Jakarta — Universitas Pelita Harapan (UPH) menjalin kerja sama dengan Koperasi Geopark Danau Toba untuk memperkuat ekonomi masyarakat di kawasan Danau Toba melalui pelatihan dan pendampingan usaha mikro. Pertemuan kedua pihak berlangsung di ruang SPARKLABS, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPH, Karawaci, Selasa (21/10/2025).
Dalam kegiatan tersebut, para dosen UPH dan anggota koperasi berdiskusi tentang pengembangan ekonomi kreatif berbasis potensi lokal, seperti kopi, kemiri, dan rempah khas Tanah Batak. Para peserta berasal dari empat kabupaten di kawasan Danau Toba.
Dr. Evo Sampetua Harianja dari UPH menjelaskan pentingnya inovasi dan kolaborasi digital dalam mengembangkan usaha desa. “Jarak antara Karawaci dan Danau Toba bukan penghalang di era digital. Teknologi bisa membantu desa menjangkau pasar yang lebih luas,” ujarnya.
UPH sendiri terus berusaha menempatkan diri sebagai mitra bagi masyarakat dan menjadi pemberi solusi. “Kami di Universitas Pelita Harapan percaya, perguruan tinggi tidak hanya berperan dalam pendidikan formal, tapi juga menjadi mitra bagi masyarakat untuk bertumbuh,” timpal Dr. Daniel Ong, SE., MM, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPH yang juga merupakan Wakil Kordinator Rektor.
Sementara itu, Ketua Koperasi Geopark Danau Toba, Berliana Purba, menceritakan pengalaman petani kopi di Desa Seribu Goa, Pakkat, yang mulai bangkit setelah harga kopi sempat anjlok. “Sekarang kopi kami tumbuh alami di antara pohon kemenyan, dan mulai diminati pasar lagi. Kami ingin terus belajar supaya produk kami bisa bersaing,” katanya.
Peserta lain, Damayanti Sinaga, menambahkan, rempah dan kemiri dari Danau Toba juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan. “Kalau dulu orang luar datang ke Indonesia karena rempah, sekarang giliran kita memperkenalkan rempah Danau Toba ke dunia,” imbuhnya.
Melalui kerja sama ini, UPH dan Koperasi Geopark Danau Toba sepakat membangun sistem pendampingan berkelanjutan untuk pelaku usaha desa. Program ini mencakup pelatihan manajemen, pemasaran digital, hingga penguatan merek produk agar bisa menembus pasar nasional dan internasional.
Menurut Dr. John Purba dari tim SPARKLABS UPH, universitas kini berperan lebih dari sekadar tempat belajar. “Kami ingin kampus menjadi bagian dari solusi sosial dan ekonomi. Apa yang kami pelajari di ruang kelas harus bisa bermanfaat langsung bagi masyarakat,” tambahnya.
Kegiatan ditutup dengan foto bersama antara tim dosen, mahasiswa, dan anggota koperasi. Bagi rombongan dari Danau Toba, kunjungan ini bukan sekadar belajar tentang bisnis, tetapi juga tentang membangun kepercayaan diri untuk memajukan desa sendiri.
Kolaborasi ini diharapkan menjadi langkah awal lahirnya wirausaha desa yang tangguh, kreatif, dan berdaya saing global — menyalakan semangat baru ekonomi dari tepian Danau Toba. (Butet)