Dari Tukang Kebersihan Jadi Ibu Calon Dokter: Kisah Haru Berkat Bantuan Sofyan Tan

Bagikan Artikel

Bonarinews.com, MEDAN – Lusyana br Hutabarat tak pernah menyangka, kerja kerasnya sebagai cleaning service (tukang kebersihan) bisa membuka jalan bagi anaknya untuk kuliah di Fakultas Kedokteran. Setiap hari ia menyapu dan mengepel lantai, tapi kini bisa tersenyum bangga karena anak semata wayangnya, Chelsea Karunia Eka Pelangi Bu’ulolo, sudah duduk di semester tiga kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri), Palembang.

Hari itu, Selasa (21/10), Lusyana tampak tergesa-gesa mendekati dr Sofyan Tan di lobby Hotel Four Points by Sheraton, Medan. Ia membawa sapu dan serokan di tangannya. Begitu bertemu, Lusyana langsung menyalam tangan Sofyan Tan, sembari mengucapkan terima kasih kepada anggota DPR RI itu.

“Pak, anak saya sekarang kuliah kedokteran di Unsri. Semua ini berkat bantuan Bapak lewat beasiswa KIP Kuliah,” katanya dengan suara bergetar.

Mendengar itu, Sofyan Tan tampak terharu. Ia merangkul Lusyana dan memberi semangat. “Ibu jangan malu dengan pekerjaan ibu. Dari kerja keras dan keringat itulah anak ibu bisa jadi dokter. Kalau nanti sudah sukses, ingatlah untuk bantu orang lain juga,” ucapnya menenangkan.

Lusyana tak kuasa menahan air mata. Ia mengenang masa-masa sulit saat ditinggal suami 14 tahun lalu. Saat itu, anaknya masih kecil dan banyak orang meremehkannya. Namun, ia tak menyerah. Ia terus bekerja sambil berdoa agar anaknya bisa bersekolah tinggi.

Tuhan pun mempertemukannya dengan Sofyan Tan. Sejak Chelsea duduk di bangku SMP dan SMA, ia menjadi anak asuh di Yayasan Pendidikan Sultan Iskandar Muda (YPSIM) milik Sofyan Tan. Saat lulus, Chelsea berhasil masuk Fakultas Kedokteran Unsri dan kembali mendapat dukungan beasiswa dari Sofyan Tan.

“Hingga sekarang rasanya masih seperti mimpi. Saya hanya seorang cleaning service, tapi anak saya bisa kuliah di fakultas kedokteran. Saya terus bekerja keras agar anak saya bisa fokus belajar,” kata Lusyana sambil tersenyum.

Ia menambahkan, meski kadang rindu karena harus berjauhan, komunikasi dengan anaknya tetap terjaga lewat telepon. Lusyana percaya, selama ia bekerja dengan tulus, Tuhan akan terus membuka jalan bagi masa depan anaknya.

Kisah Lusyana bukti bahwa keterbatasan ekonomi bukan penghalang untuk bermimpi. Dengan kerja keras, doa, dan bantuan orang-orang baik seperti dr Sofyan Tan, siapa pun bisa mengubah hidupnya menjadi lebih baik. (Dedy Hu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *