Gencarkan Ekonomi Biru, Pemprov Sumut Bangun Kampung Nelayan dan Budidaya Ikan Berkah

Bagikan Artikel

Bonarinews.com, MEDAN – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) tengah menyiapkan langkah besar untuk mengangkat kesejahteraan nelayan dan pembudidaya ikan. Melalui program “Kawasan Unggulan Perikanan Tangkap dan Budidaya”, Pemprov Sumut merancang konsep ekonomi biru yang tak hanya menggerakkan sektor kelautan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru di pesisir.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumut, Supriyanto, menjelaskan hal itu saat temu pers yang digelar Dinas Kominfo Sumut di Lobby Dekranasda, Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro No. 30 Medan, Kamis (16/10/2025). Tema yang diangkat adalah Pengembangan Ekonomi Biru: Pengembangan Kawasan Unggulan Perikanan Tangkap dan Budidaya.

“Meningkatkan kesejahteraan nelayan dan pembudidaya ikan adalah misi utama Gubernur Sumut Bobby Nasution dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah,” ujar Supriyanto.

Ia menuturkan, program ini diwujudkan melalui pembentukan Kampung Nelayan Berkah dan Kampung Perikanan Budidaya Berkah.Keduanya bukan sekadar tempat tinggal atau lokasi usaha, tetapi pusat aktivitas ekonomi berbasis komunitas yang dikelola secara modern dan berkelanjutan.

“Nelayan dan pembudidaya tidak hanya menangkap dan memelihara ikan, tapi juga belajar mengelola hasilnya agar bernilai tambah. Kita sudah lakukan survei untuk penetapan kampung ini,” jelasnya.

Sumut sendiri memiliki potensi laut seluas 3,88 juta hektare dengan 229 pulau, termasuk tiga pulau terluar: Pulau Simuk, Pulau Wunga, dan Pulau Berhala. Berdasarkan data 2023, terdapat lebih dari 182 ribu nelayan dan hampir 59 ribu pembudidaya ikan di Sumut, dengan total produksi ikan mencapai 605 ribu ton per tahun.

Selain pengembangan kawasan perikanan, Pemprov Sumut juga memperkuat kawasan konservasi laut untuk melindungi ekosistem seperti terumbu karang, mangrove, dan padang lamun yang menjadi habitat biota laut.

“Kita ingin menjaga keseimbangan antara ekonomi dan ekologi. Pengelolaan kawasan konservasi ini bagian dari komitmen menuju ekonomi biru berkelanjutan,” kata Supriyanto.

Beberapa kawasan konservasi laut yang dikelola di antaranya:

  • Perairan Pulau Berhala (3.762,62 ha)
  • Perairan Sawo-Lahewa, Nias Utara (29.130,47 ha)
  • Perairan Pulau Salah Nama (3.806,14 ha)
  • Perairan Tapanuli Tengah (84.429,07 ha)
  • Pulau Pini, Nias Selatan (44.336,01 ha)
  • Pulau Batu, Nias Selatan (44.939,22 ha)

Dengan strategi ini, Pemprov Sumut optimistis ekonomi pesisir akan tumbuh pesat, lapangan kerja bertambah, dan nelayan hidup lebih sejahtera. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *