Ziggy dan Teguh: Penulis dan Editor, Dua Sahabat Penjaga Napas Cerita

Bagikan Artikel

Bonarinews.com, MEDAN – Di balik setiap buku yang kita baca dengan kagum, ada dua sosok yang bekerja diam-diam tapi saling melengkapi: penulis dan editor. Itulah yang terlihat jelas dalam perbincangan hangat antara Ziggy, penulis novel Mari Pergi Lebih Jauh, dan Teguh Afandi, editornya dari penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (KPG).

Keduanya hadir dalam Festival Sastra Akhir Pekan (FSAK) di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara (USU), Sabtu (11/10/2025), acara penutup dari rangkaian empat pekan kegiatan sastra yang digelar Komunitas Ngobrol Buku. Dalam sesi tersebut, keduanya tak hanya membicarakan karya, tetapi juga berbagi cerita tentang makna kerja sama dalam menulis.

Bagi Ziggy, seorang penulis tidak bisa berdiri sendiri. “Menulis itu memang pekerjaan yang sepi, tapi bukan berarti sendirian. Editor adalah teman perjalanan yang membantu kita tetap melihat arah,” ujarnya di hadapan ratusan peserta.

Ia bercerita, saat menulis Mari Pergi Lebih Jauh, proses penyuntingan bersama Teguh membuatnya banyak belajar. “Kadang saya terlalu tenggelam dalam dunia cerita, dan Teguh yang menarik saya kembali ke permukaan,” ucapnya sambil tersenyum.

Teguh Afandi, yang sudah lama bekerja sama dengan Ziggy, menegaskan bahwa hubungan penulis dan editor bukan sekadar profesional, tapi saling percaya. “Editor bukan penghapus tulisan penulis. Kami justru menjaga agar napas cerita tidak hilang,” katanya.

Menurut Teguh, tugas editor adalah membantu penulis menjaga keseimbangan antara imajinasi dan pesan yang ingin disampaikan. “Kalau penulis menciptakan dunia, editor memastikan dunia itu bisa dimasuki pembaca,” tambahnya.

Ia juga berpesan kepada penulis muda agar tidak takut menerima masukan. “Menulis itu proses yang panjang. Kadang kita butuh mata orang lain untuk melihat hal yang kita lewatkan,” ucapnya.

Diskusi tersebut berjalan akrab dan penuh canda, namun sarat makna. Keduanya menunjukkan bahwa di balik setiap karya hebat, ada kerja sama yang tulus antara dua orang yang sama-sama mencintai cerita.

Di akhir acara, Ziggy dan Teguh memberi kejutan dengan mengumumkan empat buku baru Ziggy yang akan segera dirilis: Kebangkitan Bulan Darah, Matahari Dunia Antara, Menanti Ledakan Bintang, dan Akhir Pusaran Dunia. Pengumuman itu sontak disambut tepuk tangan panjang dari peserta.

Ketua Komunitas Ngobrol Buku, Eka Dalanta, mengatakan bahwa momen seperti ini menjadi bukti bahwa sastra hidup bukan hanya dari tulisan, tapi juga dari kolaborasi. “Ziggy dan Teguh membuktikan bahwa menulis bukan pekerjaan sendiri, tapi perjalanan bersama,” ujarnya.

Sore itu, para peserta pulang dengan semangat baru. Mereka belajar bahwa setiap tulisan punya dua jiwa: penulis yang menanam, dan editor yang membantu menumbuhkan. Bersama-sama, keduanya menjaga agar cerita terus bernapas dan sampai ke hati pembacanya. (Lindung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *