Bonarinews.com, MEDAN – Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, dr Sofyan Tan, mengungkapkan rasa kecewanya karena Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) hanya mendapat tambahan anggaran Rp400 miliar dalam RAPBN 2026. Dengan tambahan itu, anggaran Kemendikdasmen menjadi Rp55,4 triliun, atau hanya 7,3 persen dari total anggaran pendidikan sebesar Rp757,82 triliun.
Menurut Sofyan Tan, jumlah tersebut belum sesuai amanat konstitusi dan Putusan MK No 3/PUU-XXII/2024 tentang pendidikan tanpa pungutan biaya. Ia menilai seharusnya Kemendikdasmen mendapat alokasi hingga Rp108 triliun, sehingga dibutuhkan tambahan Rp52,9 triliun.
“Anggaran pendidikan kita besar, 20 persen dari APBN, tetapi Kemendikdasmen hanya mendapat Rp55,4 triliun. Sementara ada 4,16 juta siswa putus sekolah, terutama di tingkat SMA yang mencapai 21,61 persen,” kata Sofyan Tan saat rapat kerja Komisi X dengan Kemendikdasmen di Gedung DPR RI, Senin (15/9).
Ia juga menyinggung Putusan MK yang menegaskan pentingnya wajib belajar 13 tahun tanpa pungutan biaya, namun belum sepenuhnya terakomodasi dalam politik anggaran. Sofyan Tan berharap Presiden Prabowo Subianto mendengar aspirasi DPR agar usulan tambahan Rp52,9 triliun dapat disetujui.
Tambahan anggaran itu, jelasnya, akan digunakan untuk memperluas Program Indonesia Pintar hingga jenjang TK, meningkatkan tunjangan guru non-ASN, memperluas beasiswa bagi siswa berprestasi, memperbaiki fasilitas sekolah rusak, dan meningkatkan sanitasi sekolah. “Semua demi kualitas sumber daya manusia, kesejahteraan guru, dan pendidikan yang lebih baik,” ujarnya.
Sofyan Tan juga menyoroti ketimpangan antara anggaran Kemendikdasmen dan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mencapai Rp335 triliun, dengan 67 persen dananya justru diambil dari pos pendidikan.
Ia menegaskan DPR akan terus memperjuangkan agar alokasi 20 persen anggaran pendidikan benar-benar dipakai untuk kepentingan pendidikan sesuai amanat UUD 1945. “Kami tidak masalah jika dikritik, yang penting hak rakyat untuk mendapat pendidikan gratis yang berkualitas dan guru yang sejahtera bisa diwujudkan,” tegasnya. (Dedy Hu)