Pasuruan, Bonarinews.com – Kasus bullying yang menimpa NS (17), siswa SMAN 4 Kota Pasuruan, kini sedang dalam tahap penyelidikan mendalam. Kasus ini menarik perhatian luas setelah laporan dari kakak korban, Fariz Rohman Maulana (23), yang disampaikan ke Polres Pasuruan Kota pada 26 Agustus 2024. Berikut adalah perkembangan terkini terkait kasus tersebut.
Penyelidikan Kasus Bullying di SMAN 4 Pasuruan
Menurut Kasat Reskrim Polres Pasuruan Kota, Iptu Choirul Mustofa, pihak kepolisian telah memeriksa 21 saksi yang terdiri dari 16 siswa, 4 guru, dan kakak korban.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang akurat dan mendalam mengenai kejadian bullying yang terjadi. “Kami masih menunggu hasil visum untuk melanjutkan proses penyelidikan,” ujar Choirul pada Selasa, 3 September 2024.
Kondisi Korban Setelah Rawat Inap di RSJ
NS, yang mengalami depresi berat akibat tindakan bullying yang berlangsung selama bertahun-tahun, telah dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) dr Radjiman Wediodiningrat, Lawang, Malang.
Setelah enam hari perawatan, NS diperbolehkan pulang pada 30 Agustus 2024. Namun, untuk keperluan penyelidikan, NS harus kembali menjalani pemeriksaan visum pada 3 September 2024.
Langkah Selanjutnya dalam Penyelidikan
Penyidik saat ini masih menunggu petunjuk dari dokter psikologi untuk menentukan waktu yang tepat dalam memeriksa korban secara langsung. Langkah ini penting agar tidak menambah beban psikologis korban yang sudah mengalami trauma.
Choirul menambahkan bahwa pihaknya harus memastikan pemeriksaan dilakukan dengan hati-hati agar tidak memperburuk kondisi mental korban.
Harapan dan Tindakan Preventif
Kasus bullying ini menjadi sorotan publik dan menekankan pentingnya penanganan masalah kekerasan di sekolah. Diharapkan kasus ini tidak hanya memberikan keadilan bagi korban, tetapi juga menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran dan tindakan preventif terhadap bullying di lingkungan pendidikan. Masyarakat dan keluarga berharap agar proses hukum dapat berjalan dengan cepat dan adil, serta menjadi pelajaran untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Dengan pemantauan dan perhatian yang tepat, diharapkan kesejahteraan mental NS dapat pulih sepenuhnya, dan kasus ini dapat memberikan dampak positif bagi sistem pendidikan di Indonesia.
Penulis: Priskila Theodora