BMKG Waspadai Potensi Gempa Megathrust, Pantau Zona Aktif di Indonesia

Bagikan Artikel

Medan, Bonarinews.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus memantau aktivitas seismik di berbagai zona megathrust di Indonesia, mengingat tingginya potensi gempa besar di wilayah ini. Wilayah Indonesia yang berada pada sistem tektonik aktif dipengaruhi oleh pergerakan tiga lempeng utama: Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Pergeseran lempeng ini dapat memicu gempa bumi, termasuk jenis gempa besar yang dikenal sebagai megathrust.

Menurut Dr. Hendro Nugroho, Kepala BMKG Wilayah I, gempa megathrust terjadi akibat interaksi pada bidang kontak antar dua lempeng tektonik di kedalaman kurang dari 50 km. “Gempa megathrust mampu mengakumulasi dan melepaskan energi besar, menyebabkan rekahan panjang dan pergeseran luas, sehingga potensi kerusakannya sangat tinggi,” jelasnya.

Indonesia memiliki 13 zona megathrust yang tersebar dari Sumatra hingga Papua. Di wilayah Sumatra sendiri terdapat 6 zona, sementara di Jawa-Bali-Nusa Tenggara ada 4 zona, Sulawesi memiliki 1 zona, dan masing-masing 1 zona di Maluku dan Papua. Namun, Kalimantan relatif aman karena tidak dilalui pertemuan lempeng tektonik.

BMKG saat ini fokus memantau zona megathrust Mentawai-Siberut dan Selat Sunda, yang terakhir kali mengalami gempa besar lebih dari 200 tahun lalu, menjadikannya wilayah dengan “seismic gap” yang berpotensi terjadi gempa besar di masa mendatang. Dr. Andrean Simanjuntak, seismolog BMKG, mengingatkan bahwa meskipun waktu dan lokasi pasti tidak bisa diprediksi, potensi gempa dengan magnitudo hingga 8,9 di wilayah ini tetap ada.

Untuk mendukung pemantauan, BMKG telah mengoperasikan 533 sensor seismik di seluruh Indonesia. Meski teknologi saat ini belum mampu memprediksi gempa secara akurat, informasi potensi gempa dan tsunami dari BMKG diharapkan dapat membantu masyarakat dalam upaya mitigasi risiko bencana.

Dr. Hendro Nugroho menekankan pentingnya kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat. “Dengan mengetahui potensi risiko gempa, kita bisa lebih siap dalam menghadapi dampaknya, baik dari sisi sosial, ekonomi, kesehatan, maupun mengurangi korban jiwa,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *