Tapanuli Tengah Tetapkan Tanggap Darurat Bencana, Sekolah Terapkan Belajar Tanpa PR

Bagikan Artikel

Tapanuli Tengah, Bonarinews.com — Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah menetapkan status tanggap darurat bencana alam dan banjir bandang yang melanda 20 kecamatan. Penetapan ini dituangkan dalam surat edaran yang dikeluarkan Bupati Tapanuli Tengah, Masinton Pasaribu, sebagai respons atas dampak bencana yang memengaruhi kehidupan masyarakat, termasuk sektor pendidikan.

Dalam surat edaran tersebut, Bupati Masinton mengatur kebijakan pembelajaran bagi satuan pendidikan. Sekolah yang tidak terdampak bencana diminta kembali melaksanakan kegiatan belajar mengajar mulai 10 Desember 2025. Namun, proses pembelajaran diarahkan dengan konsep yang lebih menyenangkan dan tanpa pemberian pekerjaan rumah, guna menjaga kondisi psikologis peserta didik pascabencana.

Sementara itu, satuan pendidikan yang terdampak langsung banjir dan banjir bandang diminta menerapkan pembelajaran jarak jauh atau belajar dari rumah. Kebijakan ini diambil untuk memastikan keselamatan siswa dan tenaga pendidik, sekaligus memberi ruang pemulihan bagi sekolah yang mengalami kerusakan atau kendala akses.

Bupati Masinton juga menetapkan penyesuaian jadwal akademik. Ujian akhir semester ganjil serta pembagian rapor untuk seluruh jenjang pendidikan ditunda dan akan dilaksanakan pada Januari 2026. Penundaan ini berlaku mulai dari tingkat taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, hingga sekolah menengah atas dan sederajat.

Selain mengatur sistem pembelajaran, Bupati Masinton menghimbau seluruh guru dan tenaga pendidik agar tidak meninggalkan wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah selama masa libur sekolah. Imbauan tersebut disampaikan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya banjir atau banjir bandang susulan, sehingga tenaga pendidik tetap siaga apabila dibutuhkan.

Menurut Bupati, kebijakan ini diambil untuk menjaga keberlangsungan pendidikan di tengah kondisi darurat, tanpa mengabaikan faktor keselamatan dan kesehatan mental siswa. Ia berharap metode pembelajaran yang lebih ringan dan menyenangkan dapat membantu mengurangi trauma anak-anak akibat bencana yang mereka alami.

Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah menegaskan akan terus memantau perkembangan situasi di lapangan serta melakukan penyesuaian kebijakan apabila kondisi darurat masih berlanjut. Pendidikan diharapkan tetap berjalan, seiring dengan upaya pemulihan pascabencana di wilayah tersebut. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *