Tragedi Jara-jara: Pengorbanan Cinta, & The Show Must Go On

Bagikan Artikel

Halmahera, Bonarinews.com – Pada malam yang kelam di Jara-jara, Halmahera Timur, Maluku Utara, sebuah tragedi mengerikan menghancurkan kedamaian satu keluarga. Jumat, 23 Oktober 1987, sekitar dini hari, Mama Polo dan suaminya, Pak Muin, tengah beristirahat di kamar, diterangi cahaya lampu minyak tanah. Mama Polo yang sedang mengandung empat bulan, merasa aman di sisi suaminya. Namun, malam itu berubah menjadi malam terakhir yang mereka habiskan bersama.

Tiba-tiba, Pak Muin terbangun oleh suara yang mencurigakan. Entah dari mana datangnya, Ladoro, seorang anggota suku Tugotil yang terkenal ganas, tau-tau sudah berada di dalam kamar, dengan parang di tangannya. Suku Tugotil dikenal hidup di hutan, jauh dari perkampungan, tetapi kadang mereka datang ke desa untuk meminta garam atau barang lain.

Tanpa ampun, Ladoro mengayunkan parangnya berulang kali ke tubuh Pak Muin, yang berusaha melindungi istrinya dengan sekuat tenaga. Pak Muin meregang nyawa sembari bersimbah darah di depan mata istrinya, yang shock dan tak berdaya. Parang Ladoro juga mencederai Mama Polo, memotong tangan kanannya dan melukai wajahnya.

Usai menghabisi nyawa Pak Muin, Ladoro berusaha kabur. Kejadian itu membuat desa setempat gempar. Warga yang marah mengejar Ladoro dan berhasil menangkapnya. Ia diseret ke balai desa, digantung terbalik dengan kepala di bawah. Warga yang terbakar emosi meluapkan amarahnya dengan menyiksa Ladoro.

Bahkan, saudara laki-laki Mama Polo, dalam amarahnya sampai memotong jari-jari Ladoro sebelum polisi datang untuk menjemputnya dan menggelandangnya ke penjara di Tidore, sore itu. Namun, Ladoro yang terkenal licik berhasil kabur dari penjara.

Tragedi ini meninggalkan luka mendalam bagi Mama Polo, tidak hanya secara fisik tetapi juga emosional. Suaminya yang dicintai telah pergi untuk selamanya, dan dia harus menghadapi hidup dengan satu tangan yang tersisa. Meski menderita, Mama Polo tidak pernah menunjukkan kepahitan. Apakah itu pertanda bahwa dia telah memaafkan Ladoro? “Saya hanya tidak berani membalas dendam,” jawabnya pendek.

Ihwal penyebab pembunuhan itu juga sampai saat ini masih misteri. Mama Polo berkata, “Tara tau, tiba-tiba dia sudah ada di dalam kamar dan membunuh suami saya.”

Selama masa penyembuhan, ibunya merawat Mama Polo dengan penuh kasih, memandikannya, dan mengganti pakaiannya. Ketika Mama Polo partus pada 3 April 1988, seorang bayi perempuan membawa kebahagiaan baru bagi keluarga ini. Di saat bersamaan, luka-luka di tubuhnya bekas bacokan parang itu perlahan mulai sembuh, meskipun sakit di hatinya mungkin tidak akan pernah hilang.

Kini, Mama Polo telah menjadi nenek. Dia sering pergi ke kebun dan berjualan di sekolah, menjalani hidup dengan tawa dan cerita. Meskipun bayang-bayang masa lalu masih ada, Mama Polo telah menemukan kekuatan untuk melanjutkan hidupnya. Tragedi yang pernah mengancam untuk menghancurkannya kini menjadi kisah keberanian dan ketegaran, yang memberikan inspirasi bagi mereka yang mendengarnya.

Bagi saya pribadi, Mama Polo mengajarkan bahwa meski masa lalu penuh dengan kekecewaan dan duka, kita harus terus bernafas dan melanjutkan hidup. Kisah Mama Polo mengajarkan kita bahwa dari kepedihan dapat lahir kekuatan, dan dari kehilangan dapat muncul harapan. (Devilaria Damanik)

4 thoughts on “Tragedi Jara-jara: Pengorbanan Cinta, & The Show Must Go On

  1. Kisah nyata pengalaman hidup yg gak mudah menyedihkan , tapi hidup harus terus berlanjut n berjuang..
    Kisah Mama Polo yg tidak dendam membuat dia bisa merasakan sukacita sampai skrng itu keren sichπŸ‘πŸ»πŸ‘πŸ»πŸ‘πŸ»

    Cerita nya bagussπŸ‘πŸ»πŸ‘πŸ»πŸ”₯

  2. Hidup harus terus berjalan walaupun pernah melewati hal” yang menyakitkan.

    saya pribadi belajar bahwa hal menyakitkan,duka & kekecewaan apapun yang kita lalui di masa lampau bahkan mungkin di masa yang akan datang bukan berarti kita menyerah dengan semuanya.

  3. Kisah pilu namun sarat dengan inspirasi dari satu kehidupan sederhana. Belajar bahwa kita harus kuat menjalani hidup ini, tak boleh lemah. Semangat selalu.

    Semoga Mama Polo sehat selalu dan hidup berlimpah berkat untuk semua keluarganya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *