290 Korban Longsor di Sumatera Utara Teridentifikasi, 122 Orang Masih Hilang

Bagikan Artikel

Medan, Bonarinews.com — Proses identifikasi korban longsor di Sumatera Utara terus dilakukan. Hingga Selasa (2/12/2025), sebanyak 290 korban berhasil dikenali oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri. Namun, 122 orang masih hilang dan pencarian terus berlangsung. Hal ini disampaikan Kepala RS Bhayangkara TK II Medan, Kombes Pol dr. Taufik Ismail, pada Rabu (3/12/2025).

Polri menurunkan 30 personel untuk operasi DVI, terdiri dari 10 petugas dari Mabes Polri dan 20 petugas dari Polda Sumut, yang bekerja di 12 kabupaten/kota terdampak longsor.

Sebagian besar korban sudah dapat dikenali melalui ciri fisik, sidik jari, atau barang-barang yang ditemukan bersama jenazah. Namun, Taufik mengingatkan bahwa pekerjaan tim akan semakin sulit ke depannya.

“Saat ini masih ada 122 korban yang belum ditemukan. Jenazah yang tertimbun biasanya mulai membusuk, jadi kami akan menggunakan tes DNA untuk memastikan identitas mereka,” jelasnya.

Jika jenazah belum bisa dikenali tetapi harus segera dimakamkan, Polri akan menguburkannya dengan tanda khusus. Nantinya, jika hasil DNA cocok dengan keluarga, lokasi makam dapat ditunjukkan kembali. Semua jenazah yang sudah teridentifikasi telah dikembalikan kepada keluarga.

Wilayah Paling Terdampak

Kabupaten Tapanuli Tengah menjadi daerah dengan korban terbanyak. Berikut rincian jumlah korban meninggal dan yang masih hilang:

  • Tapanuli Tengah: 86 meninggal, 104 hilang
  • Tapanuli Selatan: 84 meninggal, 4 hilang
  • Sibolga: 47 meninggal, 9 hilang
  • Tapanuli Utara: 34 meninggal, 12 hilang
  • Medan: 12 meninggal
  • Langkat: 14 meninggal
  • Humbang Hasundutan: 8 meninggal, 1 hilang
  • Pakpak Bharat: 2 meninggal
  • Nias Selatan: 1 meninggal
  • Padang Sidempuan: 1 meninggal
  • Binjai: 1 meninggal

Korban luka dirawat di rumah sakit setempat, termasuk RS Bhayangkara Batangtoru, dan jika perlu perawatan lanjutan akan dirujuk ke Medan. Persediaan obat juga telah dikirim ke wilayah paling terdampak, terutama Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Sibolga.

Meski hingga kini belum ada kendala besar, Taufik menekankan bahwa minggu berikutnya akan menjadi fase paling sulit karena jenazah yang belum ditemukan mulai rusak.

“Metode DNA akan menjadi cara utama untuk memastikan identitas korban,” ujarnya.

Operasi DVI akan terus dilakukan selama masa tanggap darurat, dengan seluruh petugas kesehatan dan identifikasi Polri tetap siaga di lapangan. (*)

Reporter: Lindung Silaban

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *