Langkat, Bonarinews.com – Sudah tujuh hari banjir melanda Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat. Namun sampai hari Minggu (30/11/2025), kondisi warga masih sulit. Banyak kebutuhan pokok menjadi langka, dan harga-harganya naik sangat tinggi.
Beberapa warga bahkan mengaku sampai kelaparan karena makanan sulit didapat.
“Banyak yang kelaparan. Ada yang tidur di rel kereta api dan di plafon rumah karena takut barangnya hilang,” kata Syaroni, warga Pangkalan Brandan.
Selama lima hari, warga kesulitan mencari air bersih. Listrik padam, internet mati, dan banyak rumah masih tergenang. Akibatnya, warga tidak bisa memasak, mandi, atau beraktivitas normal.
Harga bahan pokok di lapangan membuat warga semakin tertekan.
- Pertalite dijual Rp 25–30 ribu per botol aqua (setengah liter)
- Beras Rp 16 ribu per kilogram
- Telur Rp 3.500 per butir
- Tomat mencapai Rp 50 ribu per kilogram
“Serasa mencekik leher,” ujar Syahroni.
Warga Desa Securai Utara juga mengalami hal yang sama. Empat hari berlalu, tetapi belum ada bantuan yang mereka terima.
“Banyak warga kelaparan. Kami berharap pemerintah cepat memberi bantuan,” kata Andi.
Pihak Dinas Sosial Kabupaten Langkat mengatakan bantuan sudah dikirim melalui kecamatan. Sementara itu, Camat Sei Lepan menyebut bantuan telah disalurkan lewat desa dan kelurahan. Ia juga mengaku sudah meminta bantuan tambahan dari BUMN.
Namun warga di lapangan berharap bantuan benar-benar sampai ke tangan mereka, terutama makanan dan air bersih yang sangat dibutuhkan setelah banjir. (Redaksi)