Lubuk Pakam, Bonarinews.com – Bencana banjir dan longsor yang melanda 15 kecamatan di Kabupaten Deli Serdang menyisakan duka mendalam. Delapan warga dinyatakan meninggal dunia, sementara empat lainnya masih hilang dan belum berhasil ditemukan hingga Sabtu (29/11/2025).
Pemerintah Kabupaten Deli Serdang resmi menetapkan **status tanggap darurat bencana selama 14 hari ke depan**, sebagai langkah percepatan penanganan korban, pembukaan akses, serta pemulihan wilayah terdampak.
Korban meninggal berasal dari sejumlah titik banjir dan longsor. Dua di antaranya adalah Henri Parsaoran Matanari (55) dan Sumiati Reselina br Hutasoit (51), warga Perum Subsidi Jokowi di Desa Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal. Korban lainnya, Edi Erizal Nasution (70) dari Desa Lalang, juga turut menjadi korban.
“Informasi yang kami terima, almarhum sempat mengalami stroke sebelum meninggal,” jelas Plt Kepala Dinas Kominfostan Deli Serdang, Anwar Sadat Siregar.
Daftar korban bertambah dengan meninggalnya Raden Sugiarto (72) dan Cahaya Khairani Pohan (70) dari Desa Medan Krio. Sementara itu, satu perempuan di Perum Pondok Permata Biru, Desa Klambir Kampung, masih belum teridentifikasi.
“Kami menunggu data valid dari pemerintah desa untuk memastikan identitas korban tersebut,” kata Anwar.
Dua korban lain, Darussalam (85) dari Desa Klambir Lima Kebun, serta Sugianto (57) dari Desa Paya Bakung, juga ditemukan tak bernyawa akibat bencana.
Sementara itu, empat warga lainnya masih hilang: Doni Andrean (27) dari Desa Klumpang; serta Anto (53), Rizki (27), dan Aziz (20) yang merupakan warga Desa Sei Semayang.
“Upaya pencarian masih terus dilakukan tim gabungan di beberapa lokasi yang sulit dijangkau,” tambahnya.
Dengan status tanggap darurat, Pemkab Deli Serdang mengerahkan lebih banyak personel, membuka posko, mempercepat evakuasi, serta memastikan kebutuhan warga terdampak dapat dipenuhi. Tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, dan relawan kini bekerja tanpa henti di wilayah-wilayah kritis. (Redaksi)