Tapanuli Tengah, Bonarinews.com – Situasi darurat akibat banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara, memicu tindakan penjarahan yang dilakukan sejumlah warga terhadap satu minimarket. Peristiwa yang terekam dalam video viral itu disebut terjadi karena bantuan logistik kepada warga terdampak tidak merata sejak bencana melanda pada 24–29 November 2025.
Sejumlah wilayah di Tapteng mengalami kerusakan parah, puluhan desa terisolir, dan ribuan warga mengungsi meninggalkan rumah mereka.
Damai, warga Tapteng yang dihubungi Sabtu (28/11/2025) malam, membenarkan aksi penjarahan tersebut. Ia mengatakan kondisi warga benar-benar terdesak akibat minimnya distribusi bantuan.
“Chaos di depan mata sekarang ini. Kami berjuang sendiri cari pasokan makanan dan air bersih. Tidak ada informasi apa pun soal bantuan logistik,” ucap Damai.
Menurutnya, situasi keterisolasian dan kelangkaan bahan kebutuhan pokok membuat banyak warga terpaksa menjarah untuk bertahan hidup.
“Orang-orang mengambil kebutuhan pokok karena mereka tidak tahu lagi harus bagaimana. Kondisi ini juga bisa memicu kriminalitas,” tambahnya.
Selain krisis pangan, Damai juga melaporkan bahwa banyak warga mulai jatuh sakit karena lingkungan pascabencana yang tidak sehat. Ribuan rumah kini melakukan pembersihan lumpur dan sampah, sebagian memicu polusi karena sampah dibakar.
Ia berharap pemerintah segera bertindak cepat dan memastikan distribusi logistik menjangkau seluruh wilayah terdampak. “Tolong pemerintah turun langsung. Warga butuh makan, air bersih, dan layanan medis.”
Desakan Status Bencana Nasional Menguat
Ketua DPD KNPI Sumut Samsir Pohan mendesak pemerintah pusat segera menetapkan bencana di Sumut sebagai **bencana nasional, terlebih peristiwa serupa juga terjadi di Sumatera Barat dan Aceh.
“Di Sumut sudah merenggut 127 nyawa dan warga mulai menjarah. Ini sangat meresahkan. Pemerintah pusat harus segera menetapkan status bencana nasional,” tegasnya.
Samsir menilai status tersebut penting agar penanganan dilakukan secara terpadu, serta membuka akses penggunaan sumber daya nasional untuk distribusi logistik dan evakuasi.
Dorongan serupa juga disampaikan Ketua Umum DPP KNPI Haris Pertama serta Anggota DPR RI Dapil Sumut Hinca Panjaitan. Haris bahkan menyinggung, wilayah terdampak merupakan basis suara Prabowo dalam tiga kali Pilpres.
“Presiden harus mengerahkan sumber daya semaksimal mungkin. Daerah-daerah ini lumbung suara beliau. Saatnya negara hadir total,” ujarnya.
Sementara Hinca menilai cuaca ekstrem yang terjadi merupakan fenomena luar biasa. “Situasi sudah menyentuh level darurat. Pemerintah harus lari cepat menyelamatkan warga,” katanya.
Korban Terus Bertambah
Polda Sumut mencatat, hingga Sabtu (29/11/2025), jumlah korban meninggal akibat banjir dan longsor di Sumut mencapai 147 orang, sementara ratusan orang masih hilang dan puluhan ribu mengungsi.
Banyaknya wilayah yang terisolir, minimnya akses jembatan, serta kerusakan infrastruktur membuat proses evakuasi dan distribusi logistik masih terhambat berat. (Redaksi)