9 Hari Penuh Duka di Sidoarjo: 400 Personel Gabungan Angkat Puing, Temukan 61 Jenazah di Musala Al Khoziny

Bagikan Artikel

Bonarinews.com, SIDOARJO – Suasana di kawasan Musala Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, berubah menjadi lautan duka. Selama sembilan hari penuh, lebih dari 400 personel gabungan bekerja tanpa henti, siang dan malam, demi satu tujuan: menemukan para korban yang tertimbun reruntuhan.

Setiap detik terasa berharga. Di balik tumpukan beton dan baja, masih ada puluhan jiwa yang belum ditemukan. Berdasarkan daftar absensi pondok pesantren, lebih dari 60 orang dinyatakan hilang sejak musala itu ambruk.

Pembersihan puing dilakukan dengan dukungan alat berat, namun tetap dengan kehati-hatian tinggi. Sebagian beton masih menempel pada bangunan lama yang berdiri, sehingga proses evakuasi menjadi sangat berisiko.

Mengetahui situasi itu, Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, segera turun tangan. Dari posko darurat, ia berkoordinasi dengan para ahli dari Institut Teknologi Surabaya (ITS). Mereka memutuskan untuk menopang struktur beton sebelum menghancurkannya menggunakan breaker excavator agar tidak menimpa area pencarian korban.

Meski teknologi berperan besar, banyak bagian yang tetap harus diselesaikan secara manual. Petugas bekerja bergantian, menggali, memotong, dan mengangkat puing dengan tangan kosong di tengah debu dan ancaman runtuhan susulan.

Usaha tanpa lelah itu akhirnya berbuah hasil. Pada hari kesembilan, Selasa (7/10) dini hari, seluruh puing berhasil diangkat. Bersamaan dengan itu, tim SAR menemukan 61 jenazah dan tujuh potongan tubuh manusia di balik reruntuhan.

Kini, musala yang dulu ramai dengan aktivitas ibadah dan santri, telah berubah menjadi hamparan tanah kosong. Tak ada lagi bangunan berdiri, hanya sisa-sisa pecahan beton dan kerikil yang berserakan — menjadi saksi bisu atas tragedi yang tak pernah dibayangkan akan terjadi. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *