Bonarinews.com, Samosir — Menjelang ajang internasional Trail of The Kings – Lake Toba by UTMB 2025, panitia penyelenggara bersama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) menanam 1.000 pohon di kawasan Ruma Hela, Samosir, Rabu (15/10/2025) sore.
Aksi ini menjadi bentuk nyata komitmen penyelenggara dalam menjaga kelestarian lingkungan Danau Toba sekaligus memperkuat semangat keberlanjutan dalam event olahraga dan pariwisata tersebut. Kegiatan diikuti oleh Direktur Pemasaran Pariwisata BPODT Wahyu Dito Galih Indharto, Ketua Komunitas Ruma Hela Diego Naibaho, Sekretaris Komunitas Ruma Hela Angel Silalahi, Panglima Matamual Qhaizshar Pandjaitan, perwakilan Event Organizer Creation Tasya Manalu, serta masyarakat setempat yang turut berpartisipasi dengan antusias.
Direktur Utama BPODT, Jimmy Panjaitan, menegaskan bahwa kegiatan penghijauan ini bukan sekadar seremoni, tetapi menjadi simbol sinergi antara pariwisata dan pelestarian alam di kawasan geopark Danau Toba. “Event seperti Trail of The Kings tidak hanya tentang olahraga dan pariwisata, tetapi juga bagaimana kita menumbuhkan kesadaran untuk menjaga alam yang menjadi tuan rumahnya,” ujarnya.
Ia menambahkan, lingkungan menjadi prioritas utama dalam penyelenggaraan event ini. “Sebagai event yang dekat dengan alam, setiap langkah peserta di lintasan juga merupakan langkah menjaga kelestarian Danau Toba,” tambahnya.
Ruma Hela, lokasi penanaman, dikenal sebagai ruang kolaborasi budaya dan komunitas kreatif di Samosir. Panitia berharap kawasan ini bisa menjadi contoh integrasi antara wisata alam, olahraga, dan pelestarian lingkungan.
Trail of The Kings – Lake Toba by UTMB 2025 dijadwalkan berlangsung pada 17–19 Oktober 2025 dengan enam kategori lomba: 100K, 50K, 28K, 10K, 5K, dan Kids. Kejuaraan ini menjadi bagian dari UTMB World Series, ajang lari trail bergengsi dunia yang selalu mengangkat nilai alam dan budaya lokal.
Penanaman 1.000 pohon ini menjadi langkah awal menyambut para pelari dari dalam dan luar negeri yang akan menjelajahi keindahan Danau Toba sambil menapaki jejak budaya Batak di Pulau Samosir. Pohon yang ditanam berupa bibit manggis, alpukat, dan durian yang diharapkan tidak hanya menghijaukan kembali kawasan tersebut, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. (Lindung)